Saat ini kemajuan di bidang teknologi informasi sangatlah pesat. Kemutakhiran perangkat penunjang teknologi informasi (gadget) memiliki durabilitas yang relatif singkat bila dibandingkan dengan cepatnya perkembangan tersebut.
Semakin cepatnya transformasi perangkat teknologi informasi (gadget) semakin cepat pula arus informasi mengalir.
Berkaca pada hal tersebut, kemudahan dalam mendapatkan informasi setiap waktu bukan lagi hal luar biasa bila dibandingkan beberapa tahun ke belakang.
Namun demikian, informasi yang sangat mudah diperoleh terasa sia sia bila tidak ditindaklanjuti menjadi hal produktif yang bernilai.
Informasi tetaplah menjadi sebuah potensi bila tak termanfaatkan untuk tujuan spesifik. Namun, informasi bisa beralih rupa menjadi data manakala dihadapkan kepada tujuan konstruktif.
Optimalisai informasi dalam judul tulisan ini dimaksudkan untuk membangun beragam hal konstruktif yang diperoleh berdasarkan informasi yang ada.
Kemampuan setiap individu berbeda dalam mengolah informasi sebagai sebuah bahan mentah menjadi hal konstruktif sebagai sebuah bahan jadi.
Terdapat dua hal yang berperan dalam mentransformasikan informasi menjadi beragam hal konstruktif yaitu : pendidikan dan pengalaman.
Pendidikan. Selain pengetahuan dan keilmuan, pendidikan memberikan bekal yang berharga bagi individu berupa konsep berpikir.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kemampuan individu untuk merumuskan konsep berpikir linier dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya.
Pendidikan di sini tidak terbatas pada pendidikan formal pada umumnya namun mencakup juga pendidikan berbasis ketrampilan dan pelatihan.
Semakin tinggi dan spesifik jenjang pendidikan individu semakin kompleks dan rinci konsep berpikir yang dapat dia lakukan berdasarkan limpahan informasi yang tersedia.
Akan banyak gagasan dan tindakan serta alternatif-alternatif yang dihasilkan dari mengolah bahan berupa informasi menjadi bahan jadi berwujud tindakan pragmatis. Adanya tindakan pragmatis yang dihasilkan pada akhirnya menjadikan hal tersebut sebagai sumber informasi baru.
Dengan demikian kelangsungan arus informasi terus mengalir dari satu kondisi ke kondisi lain.
Pengalaman. Ada benarnya pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman ialah guru terbaik. Pengalaman buruk memberikan peringatan untuk lebih menata diri dan pengalaman baik sebagai bekal motivasi positif.
Variatifnya pengalaman dalam menjalani kehidupan menghasilkan kedewasaan sikap dalam memilah informasi menjadi bekal menguntungkan.
Tidak setiap informasi layak ia terima dan cerna. Hanya sumber informasi dengan kualitas yang hampir menyerupai pengalaman baik dan buruk dalam hidupnya yang akan ia saring menjadi bahan mentah dalam menghasilkan hal konstruktif.
Individu sarat pengalaman hidup memiliki keunggulan dalam hubungan inter-personal. Mereka cenderung lebih terbuka dan adaptif dalam pergaulan. Sehingga kemampuan dalam membangun dan memelihara hubungan menjadi kekuatan tambahan yang dia miliki.
Perpaduan antara pengalaman dan pergaulan yang dimiliki menjadi kapital besar dalam mentransformasi informasi menjadi sebuah hal konstruktif.
Dia bisa mengkombinasikan antara informasi yang diperoleh di dunia maya dengan kemampuan sosialisasi yang fleksibel yang dia terapkan di dunia nyata.
Allahu Musta'an.
Comments
Post a Comment