Skip to main content

Soto Tak Lagi Nikmat

Siapa tidak pernah makan soto ?

Ya. Jenis kuliner ini hampir semua pernah merasakannya. Nikmat dengan limpahan bumbu alami yang menggugah selera.

Soto lazimnya dinikmati bersama perkedel kentang, tempe goreng, sate ayam, sate usus maupun telur puyuh namun kurang begitu nikmat bila soto dinikamti bersama kerupuk. Sulit menolak bila ada tawaran soto diberikan dari seseorang.

Sangat banyak varian soto di Nusantara misalnya : soto Betawi, soto Bogor, soto Kudus, soto Lamongan, soto Madura, soto Semarang dan coto Makassar.

Jenis soto tak hanya terikat dengan asal daerah namun juga cara penyajian yang berlainan.
Soto dari suatu daerah bisa kental dengan aroma daging sapi sementara soto dari daerah lain sangat berlimpah aroma ayam. 
Ada pula soto yang banyak mengandung bihun di dalamnya namun ada juga soto yang sarat mi kuning dan telor di dalamnya. 
Ada yang mengandung tomat dan kubis namun tidak ada untuk jenis soto yang lain. 
Soto dengan kandungan santan secara umum lebih gurih daripada jenis soto selainnya.
Cara menikmatinya pun beragam, selain soto dan nasi ditempatkan dalam satu mangkuk ada juga soto dan nasi terpisah satu sama lain. Bahkan bentuk mangkuknya berbeda. Soto Kudus lazimnya disajikan dalam mangkuk kecil, namun Soto Lamongan disajikan dalam mangkuk besar.
Lontong kerap digunakan sebagai teman makan soto untuk pengganti ketiadaan nasi.
Keunikan setiap varian soto semakin memberi tantangan untuk menikmatinya.

Meski soto memiliki perbedaan dalam jenis, cara menikmati dan penyajian namun kita sepakat bahwa soto ialah masakan lezat dan selalu menggoda selera menikmatinya.

Nggak percaya ?

Silakan mencicipi varian soto tersebut di tempat Anda. Tentu tidak gratis. Satu hari coba nikmati soto A dan hari selanjutnya soto B hingga semua jenis soto Anda rasakan nikmatnya.

Sujiwo Tejo, seorang budayawan, ialah pecinta soto. Dalam sebuah diskusi di salah satu televisi swasta nasional, dia mengatakan hal menggelitik tentang soto namun tak ada salahnya dicoba.

Dia mengatakan bahwa soto ialah makanan nikmat namun soto tidak lagi nikmat bila makan soto lebih dari satu porsi.

Kalimatnya ringkas dan mudah dipahami tetapi kalimat tersebut bisa berarti  sebagai ungkapan pengalaman pribadinya atau  sekedar pesan etik nilai kesopanan karena latar belakangnya sebagai seorang budayawan.

(***).




Comments

Popular posts from this blog

Masuk Angin

Tadi malam udara Kota Jakarta sangat dingin  karena hujan. Wanita yang melahirkanku masuk angin jadinya.  Penyakitnya wong ora duwe ya masuk angin. Mau dibawa ke rumah sakit tentu dikatakan  berlebihan.  Khawatir diketawain   BPJS Kesehatan. Masuk angin wae  ke rumah sakit. Lalu beliau minta tolong kepadaku untuk kerikan dan pijat di badan. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua... cieee .... Yaa harus melakukan yang diminta. Insya Allah. Ibuku kerap kerikan bila masuk angin. Itu karena kami wong cilik  sehingga  nggak cukup duit pergi ke dokter dan menebus obat ke apotek.  Ibuku juga bukan orang pintar yang minum Tolak Angin saat masuk angin.  Cukup kerikan sambil melestarikan warisan leluhur dalam pengobatan. Bismillah . Nyuwun bagas waras. Kuambil minyak gosok dan urut, uang logam Rp 1000 warna perak-kuning dan Rp 500 warna kuning serta tissue yang berada di wadahnya. Konon, harga kedua uang logam tersebut saat ini mencapai ratusan juta loh... Kuputarkan lagu lagu lawas k

Ora Opo Opo

Senin pagi ini Jakarta tampak mendung. Matahari enggan menampakkan sinarnya. Tak seperti beberapa hari sebelumnya.   Hari ini tanggal 13 Juli 2020 dimulainya tahun ajaran baru bagi anak sekolah di semua jenjang. Semoga saja suasana mendung pagi ini bukan firasat tentang suramnya kualitas pendidikan di saat pandemi Corona yang belum menunjukkan kapan akan berakhir. Allahu A'lam . Saya tetiba teringat  ketika menjadi siswa baru di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Dulu, para murid baru mengawali sekolah di tingkat SMP dan SMA  dengan mengikuti upacara penerimaan siswa baru di hari Senin. Saat itu pula semua siswa saling berkenalan sesama mereka. Setelah mereka saling kenal maka pendidikan wajib yang harus diikuti ialah Penataran P4 (Pedoman penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang dilakukan selama satu minggu. Itu berlaku bagi murid baru tingkat SMP dan SMA. Jaman sekarang  istilah yang tepat menganalogikan hal di atas ialah MOS (Masa Orientas

Alih Status Pegawai KPK Menjadi ASN

Menyandang status Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi idaman bagi sebagian besar orang. Jaminan pensiun, kenyamanan kerja dan berbagai fasilitas merupakan beberapa alasan yang menjadi motivasi meraih pekerjaan sebagai ASN. Menyandang status ASN tidak selalu menjadi  kabar gembira. Setidaknya hal itu terjadi di lingkungan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Status pegawai KPK sebagai ASN tertuang dalam Peraturan Pemerintah  (PP) Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengalihan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi Aparatur Sipil Negara. Peraturan tersebut merupakan konsekuensi yuridis terhadap Undang Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) Nomor 19 Tahun 2019. Alih status pegawai KPK sebagai ASN sejatinya bertentangan dengan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa dalam Memberantas Korupsi  (United Nations Convention Againts Corruption)  dimana Indonesia ikut meratifikasi hal itu. PP No. 41 Tahun 2020 memperlihatkan bahwa saat ini  keberadaan KPK merupakan  bagian dari pemerintah