Skip to main content

Hikmah



Satu faedah ilmu bermanfaat (ilman nafiaan) pada setiap muslim ialah lisannya selalu berucap kalimat berisi hikmah. 

Tulisan tentang hikmah ini saya buat ketika saya teringat nasehat seorang ulama salaf, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

Suatu hari beliau ditanya seorang muridnya.

"Wahai Syaikh, manakah yang lebih utama antara Istighfar dan Hamdalah ?"

Syaikhul Islam tidak lantas memilih salah satu diantara keduanya. Karena, beliau sangat faqih sehingga tidak dengan mudah menentukan pilihan tanpa landasan pemahaman.

Beliau menjawab pertanyaan muridnya dengan sebuah analogi sangat rasional.

"Bila pakaian berlumpur, maka mencucinya dengan sabun menjadi keharusan",

Beliau melanjutkan jawabannya,

"Namun, bila pakaian bersih, maka memberinya wewangian menjadi kesempurnaan".

"Maksudnya bagaimana, wahai Syaikh ?", jawab murid tersebut.

Beliau kembali menjawab,

"Bila diri bermaksiat, maka Istighfar menjadi penghapus kemaksiatan yang dilakukan kepada Allah."

"Sebaliknya, bila diri bertaqwa, maka Hamdalah menjadi pengikat ketaqwaan kepada Allah."

Beliau kembali menjawab dengan jawaban yang sangat mudah dipahami.

"Istighfar laksana sabun dan Hamdalah laksana wewangian. Keduanya memiliki manfaat berlainan".

Mendengar jawaban tersebut, murid Syaikhul Islam tersebut tertegun betapa dalam dan luas lautan ilmu pada gurunya itu.

Pertanyaan murid dan jawaban Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah memberikan pelajaran (ibrah) kepada generasi umat Islam sampai saat sekarang.

Pertama. Ketika harus memilih, semua pilihan dapat berwujud kebaikan. Sikap yang tepat bukan memilih salah satu diantara kebaikan yang ada. 

Tetapi, mengembalikan pertanyaan tersebut kepada penanya bahwa semua kebaikan bukan untuk dipilih. 

Semua kebaikan memiliki keutamaan yang harus diamalkan sesuai konteksnya.

Kedua. Ibnu Taimiyyah merupakan figur teladan bagi para guru (mudarits) saat ini.

Seorang guru dengan bekal keilmuan mendalam sepatutnya lebih bersifat sabar terhadap siapapun yang bertanya kepadanya. Terlebih, pertanyaan dari para muridnya.

Akhlak sabar yang ada pada diri Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjadi satu bukti bahwa keilmuan yang beliau miliki tidak lantas membuat beliau ujub.

Ketiga. Seorang guru dengan ketinggian ilmu dan kesabaran diri serta kalimat hikmah yang selalu terucap telah mampu melahirkan sejumlah ulama besar. 

Empat murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang terkenal di kalangan umat Islam ialah : Imam Ibnu Qayyim, Imam Adz Dzahabi, Imam Ibnu Qudamah dan Imam Ibnu Katsir.

Sejumlah kitab karangan mereka menjadi rujukan utama para ulama hingga sekarang.

Subhanallah.

(***)



Comments

Popular posts from this blog

Masuk Angin

Tadi malam udara Kota Jakarta sangat dingin  karena hujan. Wanita yang melahirkanku masuk angin jadinya.  Penyakitnya wong ora duwe ya masuk angin. Mau dibawa ke rumah sakit tentu dikatakan  berlebihan.  Khawatir diketawain   BPJS Kesehatan. Masuk angin wae  ke rumah sakit. Lalu beliau minta tolong kepadaku untuk kerikan dan pijat di badan. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua... cieee .... Yaa harus melakukan yang diminta. Insya Allah. Ibuku kerap kerikan bila masuk angin. Itu karena kami wong cilik  sehingga  nggak cukup duit pergi ke dokter dan menebus obat ke apotek.  Ibuku juga bukan orang pintar yang minum Tolak Angin saat masuk angin.  Cukup kerikan sambil melestarikan warisan leluhur dalam pengobatan. Bismillah . Nyuwun bagas waras. Kuambil minyak gosok dan urut, uang logam Rp 1000 warna perak-kuning dan Rp 500 warna kuning serta tissue yang berada di wadahnya. Konon, harga kedua uang logam tersebut saat ini mencapai ratusan juta loh... Kuputarkan lagu lagu lawas k

Ora Opo Opo

Senin pagi ini Jakarta tampak mendung. Matahari enggan menampakkan sinarnya. Tak seperti beberapa hari sebelumnya.   Hari ini tanggal 13 Juli 2020 dimulainya tahun ajaran baru bagi anak sekolah di semua jenjang. Semoga saja suasana mendung pagi ini bukan firasat tentang suramnya kualitas pendidikan di saat pandemi Corona yang belum menunjukkan kapan akan berakhir. Allahu A'lam . Saya tetiba teringat  ketika menjadi siswa baru di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Dulu, para murid baru mengawali sekolah di tingkat SMP dan SMA  dengan mengikuti upacara penerimaan siswa baru di hari Senin. Saat itu pula semua siswa saling berkenalan sesama mereka. Setelah mereka saling kenal maka pendidikan wajib yang harus diikuti ialah Penataran P4 (Pedoman penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang dilakukan selama satu minggu. Itu berlaku bagi murid baru tingkat SMP dan SMA. Jaman sekarang  istilah yang tepat menganalogikan hal di atas ialah MOS (Masa Orientas

Alih Status Pegawai KPK Menjadi ASN

Menyandang status Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi idaman bagi sebagian besar orang. Jaminan pensiun, kenyamanan kerja dan berbagai fasilitas merupakan beberapa alasan yang menjadi motivasi meraih pekerjaan sebagai ASN. Menyandang status ASN tidak selalu menjadi  kabar gembira. Setidaknya hal itu terjadi di lingkungan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Status pegawai KPK sebagai ASN tertuang dalam Peraturan Pemerintah  (PP) Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengalihan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi Aparatur Sipil Negara. Peraturan tersebut merupakan konsekuensi yuridis terhadap Undang Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) Nomor 19 Tahun 2019. Alih status pegawai KPK sebagai ASN sejatinya bertentangan dengan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa dalam Memberantas Korupsi  (United Nations Convention Againts Corruption)  dimana Indonesia ikut meratifikasi hal itu. PP No. 41 Tahun 2020 memperlihatkan bahwa saat ini  keberadaan KPK merupakan  bagian dari pemerintah