Saat ini muncul resistensi terhadap ucapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani.
Ia berharap bahwa masyarakat Sumatera Barat bisa mendukung negara Pancasila. Harapan Puan seolah meragukan dukungan masyarakat Sumatera Barat terhadap tegaknya Republik Indonesia.
Terkait pernyataan Puan Maharani, saya menganggap ucapan Ketua DPR merepresentasikan kecemasan luar biasa dalam dirinya. Ia kini berada dalam kondisi traumatik menghadapi pilkada 2020.
Kita ketahui bahwa pemilu legislatif 2019 merupakan masa suram PDIP di Sumatera Barat. Perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilu legislatif 2019 sangat buruk. Sehingga, kader PDIP Sumatera Barat tidak ada yang duduk di DPR.
Memori buruk di atas berhasil menutupi fakta sejarah tentang peran rakyat Sumatera Barat dalam memperjuangkan berdirinya Republik Indonesia. Disebutkan dalam berbagai literatur sejarah bahwa banyak tokoh perjuangan bangsa banyak berasal dari Sumatera Barat.
Mohammad Hatta, Imam Bondjol, Abdoel Moeis, Mohammad Yamin, Assaat, HAMKA, Mohammad Natsir, Soetan Sjahrir, Rasuna Said adalah beberapa tokoh pahlawan bangsa berdarah Minangkabau, Sumatera Barat. Apakah mereka tidak Pancasilais ?
Karakteristik jiwa pancasila memiliki dimensi pemahaman sangat luas. Bukan merupakan sikap bijak bila jiwa pancasila hanya ditentukan dengan mendukung dan memilih satu partai tertentu !
Setiap usaha yang dilakukan oleh setiap individu demi keutuhan dan kemakmuran rakyat di Republik Indonesia merupakan implementasi jiwa pancasila.
(***)
Comments
Post a Comment