Skip to main content

Unfollow

Tweet seorang pegiat media sosial kembali bikin kemarahan. Kemarahan di dunia nyata dan dunia maya. Kali ini merupakan kemarahan ke sekian kali terhadap seorang pegiat media sosial yang kerap membuat kekisruhan dan permusuhan.

Melabelkan teroris kepada ajaran Islam tidaklah tepat. Hal itu wujud dari kebodohan dalam memahami Islam. Benar bahwa ada sekelompok umat Islam melakukan kejahatan kemanusiaan namun memvonis Islam sebagai tetoris ialah kebodohan berkarat.

Sekelompok kecil umat Islam yang mengenakan atribut Islam dan secara khusus mengibarkan panji bertuliskan kalimat Tauhid Laa Illaha Illallah melakukan aksi terorisme di jazirah Arab dan mengklaim pemimpinnya sebagai khalifah menjadi awal kekeliruan paradigma. Suatu fakta yang tak  terbantahkan. 

Ada dua kemungkinan dia mengolah fakta tersebut.

Pertama. Dia menjadikan fakta di atas sebagai dalil bahwa umat Islam yang membawa atribut tauhid ialah teroris.

Kedua. Dia memahami sepenuhnya bahwa umat Islam dalam fakta tersebut melakukan kekeliruan namun kekeliruan mereka itu dia kapitalisasi untuk menyerang balik umat Islam. 

Namun demikian, kedua kemungkinan itu memiliki kesamaaan yakni : menghancurkan kaum muslimin dengan stigma negatif.

Inilah awal kemarahan.

Sekumpulan  anak anak berfoto mengenakan atribut Islam dan membawa bendera tauhid menjadi  bukti kemungkinan pertama tersebut di atas. 

Dia menarik kesimpulan secara lancang bahwa anak anak tersebut ialah calon teroris. Ini benar benar kedustaan nyata akibat jauhnya dia dari ilmu dinul Islam dan kebencian kepada pemeluk Islam.

Allahumma inni 'audzubika min dzaliik.

Semudah itukah menarik kesimpulan tanpa meneliti secara rinci apa yang dituduhkan ?

Apakah dia mengukur diri terhadap kapasitas keilmuannya sehingga dengan mudah dia membuat kesimpulan untuk suatu fitnah yang besar ?

Allahu A'lam.

Twitter menjadi sarana kemarahan publik atas posting yang telah ia lakukan. Hujatan, makian, hinaan dan ancaman membanjiri akun Twitter miliknya. Saya memahami kemarahan netizen Twitter ini karena konten posting yang dia tulis sangat menyinggung pemeluk Islam. 

Kemarahan netizen Twitter bisa jadi merupakan tujuan yang dia harapkan demi mengalihkan perhatian netizen dari berbagai hal kritis terhadap penguasa. Dia bekerja untuk siapa sudah diketahui netizen secara luas.

Namun demikian netizen Twitter masih bisa marah secara ramah. 

Yaa. Marah secara ramah.

Mereka tidak menyerang secara verbal dengan beragam tweet konfrontatif namun mereka mengajak untuk unfollow akun Twitter yang bersangkutan. 

Saya tidak tahu pasti siapa yang menginisiasi ajakan ini namun ajakan tersebut sangat efektif. 
Hal itu terbukti bahwa selama beberapa jam jumlah follower  akun Twitternya mengalami penyusutan yang sangat signifikan. Setidaknya berjumlah puluhan ribu follower telah unfollow akun Twitter miliknya.

Saya amati  hal tersebut sebagai sebuah solidaritas dan dukungan moral kepada santri dan ulama yang telah melaporkan dia ke kepolisian agar dapat diproses secara hukum. 
Kita mengharapkan kepolisian untuk menindaklanjuti laporan ini secara sungguh sungguh. 
Bukan tidak mungkin akan terjadi aksi massa secara masif sebagaimana dulu kasus Ahok menista Surat Al Maidah ayat 51 bila kepolisian tidak responsif dalam menyelesaikan kasus ini.

Kita tidak ingin membuang energi terlalu banyak untuk
mengurusi satu orang pembuat onar yang keberadaannya hanya menimbulkan keresahan.

Sejak semula saya memang block dan tidak follow akun yang bersangkutan. 

Menurut saya, kedua cara tersebut  tepat dilakukan agar tidak terpengaruh oleh tweet negatif yang dia tulis.

Mengapa ?

Tweet yang keluar darinya seringkali dan selalu ditujukan menyasar sejumlah pihak yaitu pemuka agama Islam termasuk penganutnya dan sejumlah pihak yang kritis terhadap pemerintah.

Konten tweet  berisi narasi kebencian dan pelecehan terhadap entitas tertentu merupakan karakteristiknya. 

Menjadi haknya untuk konsisten dengan karakteristik demikian. 

Tidak ada yang melarang namun siapapun berhak untuk tidak terbawa pemikiran negatif melalui tweet yang dia tulis.

Oh yaaa....

Info terbaru menyebutkan bahwa akun Twitter @opposite 6980 berhasil menelanjangi identitas pribadi yang bersangkutan di hadapan netizen.

What next....

(***)










Comments

Popular posts from this blog

Masuk Angin

Tadi malam udara Kota Jakarta sangat dingin  karena hujan. Wanita yang melahirkanku masuk angin jadinya.  Penyakitnya wong ora duwe ya masuk angin. Mau dibawa ke rumah sakit tentu dikatakan  berlebihan.  Khawatir diketawain   BPJS Kesehatan. Masuk angin wae  ke rumah sakit. Lalu beliau minta tolong kepadaku untuk kerikan dan pijat di badan. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua... cieee .... Yaa harus melakukan yang diminta. Insya Allah. Ibuku kerap kerikan bila masuk angin. Itu karena kami wong cilik  sehingga  nggak cukup duit pergi ke dokter dan menebus obat ke apotek.  Ibuku juga bukan orang pintar yang minum Tolak Angin saat masuk angin.  Cukup kerikan sambil melestarikan warisan leluhur dalam pengobatan. Bismillah . Nyuwun bagas waras. Kuambil minyak gosok dan urut, uang logam Rp 1000 warna perak-kuning dan Rp 500 warna kuning serta tissue yang berada di wadahnya. Konon, harga kedua uang logam tersebut saat ini mencapai ratusan juta loh... Kuputarkan lagu lagu lawas k

Ora Opo Opo

Senin pagi ini Jakarta tampak mendung. Matahari enggan menampakkan sinarnya. Tak seperti beberapa hari sebelumnya.   Hari ini tanggal 13 Juli 2020 dimulainya tahun ajaran baru bagi anak sekolah di semua jenjang. Semoga saja suasana mendung pagi ini bukan firasat tentang suramnya kualitas pendidikan di saat pandemi Corona yang belum menunjukkan kapan akan berakhir. Allahu A'lam . Saya tetiba teringat  ketika menjadi siswa baru di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Dulu, para murid baru mengawali sekolah di tingkat SMP dan SMA  dengan mengikuti upacara penerimaan siswa baru di hari Senin. Saat itu pula semua siswa saling berkenalan sesama mereka. Setelah mereka saling kenal maka pendidikan wajib yang harus diikuti ialah Penataran P4 (Pedoman penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang dilakukan selama satu minggu. Itu berlaku bagi murid baru tingkat SMP dan SMA. Jaman sekarang  istilah yang tepat menganalogikan hal di atas ialah MOS (Masa Orientas

Alih Status Pegawai KPK Menjadi ASN

Menyandang status Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi idaman bagi sebagian besar orang. Jaminan pensiun, kenyamanan kerja dan berbagai fasilitas merupakan beberapa alasan yang menjadi motivasi meraih pekerjaan sebagai ASN. Menyandang status ASN tidak selalu menjadi  kabar gembira. Setidaknya hal itu terjadi di lingkungan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Status pegawai KPK sebagai ASN tertuang dalam Peraturan Pemerintah  (PP) Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengalihan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi Aparatur Sipil Negara. Peraturan tersebut merupakan konsekuensi yuridis terhadap Undang Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) Nomor 19 Tahun 2019. Alih status pegawai KPK sebagai ASN sejatinya bertentangan dengan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa dalam Memberantas Korupsi  (United Nations Convention Againts Corruption)  dimana Indonesia ikut meratifikasi hal itu. PP No. 41 Tahun 2020 memperlihatkan bahwa saat ini  keberadaan KPK merupakan  bagian dari pemerintah