Skip to main content

Polemik Logo HUT RI ke-75



Polemik adanya tanda salib dalam design logo Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-75 masih terjadi. Saya harus mengakui bahwa terdapat kemiripan tanda salib pada logo HUT RI.

Polemik tersebut harus diakhiri dengan penjelasan rasional dari pembuatnya. Dari penjelasan yang disampaikan akan kita pahami bahwa tanda salib sengaja dimunculkan atau suatu kemiripan saja. 
Bila keberadaan tanda salib merupakan kesengajaan, tentu ini menimbulkan sikap ekslusivitas dengan meninggalkan keberadaan umat beragama lain dalam merayakan HUT RI ke-75. Keadaan tersebut berpotensi menjadi benih disintegrasi bangsa.
Bila tanda salib merupakan kemiripan belaka, maka hal tersebut bisa menjadi pelajaran agar tidak membuat design logo yang memiliki  kemiripan terhadap simbol agama dalam rangka tetap menjaga persatuan dan kesatuan. 

Baiklah, saya mencukupkan diri untuk tidak memperdebatkan terlalu jauh karena sikap saya ada di paragraf awal.

Saya mencoba keluar dari polemik tanda salib dalam logo HUT RI ke-75. Design tersebut saya bisa menafsirkannya sebagai satu dari sebelas jaring-jaring kubus.


Gambar di atas merupakan gambar jaring-jaring kubus yang pernah dipelajari di bangku sekolah.

Jaring-jaring kubus yang ada dalam logo HUT RI bisa mengandung penafsiran filosofis.

Kubus merupakan bagian dari geometri bidang ruang dalam ilmu matematika. Kubus memiliki enam sisi sempurna. Keenam kesempurnan itu tersusun dari kesamaan panjang setiap ruas dan kesamaan luas di keenam sisinya. Kesempurnaan kubus membuatnya selalu terlihat sama bila dilihat dari segala arah.

Enam kesempurnaan sisi kubus  bisa mewakili enam kesamaan gagasan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Bahasa Persatuan
Bahasa Indonesia dengan Lingua Franca ialah Bahasa Melayu telah lebih dulu digunakan sebelum Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia telah terbukti efektif sebagai alat komunikasi setiap suka bangsa dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. 

Semangat Persatuan dan Kesatuan
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan benih lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijiwai oleh adanya persamaan satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air.

Berketuhanan
Jiwa berketuhanan di Indonesia terwujud dalam hadirnya lima agama dan aliran kepercayaan yang dijamin pelaksanaannya dalam undang-undang. 

Perbedaan dalam agama dan kepercayaan namun ada titik  kesamaan yaitu sepakat mengakui adanya Tuhan sebagai Sang Pencipta.

Semangat beragama dan beraliran kepercayaan melahirkan toleransi antar umat beragama dan aliran kepercayaan untuk tidak memaksakan keyakinannya kepada yang lain.

Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai konsep hidup berbangsa dan bernegara berasal dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda namun hakikatnya tetap satu.

Semangat Gotong Royong
Karakteristik khas setiap suku bangsa di Indonesia ialah gotong royong. Bekerja secara bersama sama dalam mewujudkan suatu tujuan  dimiliki oleh setiap suku bangsa di Indonesia.

Historis
Kesamaan sebagai bekas jajahan sejumlah bangsa di Eropa menjadi latar belakang perekat untuk mempersatukan diri sebagai bangsa merdeka : Bangsa Indonesia.

Saya berharap penafsiran singkat ini bisa mengakhiri polemik logo HUT RI ke-75

(***)




Comments

Popular posts from this blog

Masuk Angin

Tadi malam udara Kota Jakarta sangat dingin  karena hujan. Wanita yang melahirkanku masuk angin jadinya.  Penyakitnya wong ora duwe ya masuk angin. Mau dibawa ke rumah sakit tentu dikatakan  berlebihan.  Khawatir diketawain   BPJS Kesehatan. Masuk angin wae  ke rumah sakit. Lalu beliau minta tolong kepadaku untuk kerikan dan pijat di badan. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua... cieee .... Yaa harus melakukan yang diminta. Insya Allah. Ibuku kerap kerikan bila masuk angin. Itu karena kami wong cilik  sehingga  nggak cukup duit pergi ke dokter dan menebus obat ke apotek.  Ibuku juga bukan orang pintar yang minum Tolak Angin saat masuk angin.  Cukup kerikan sambil melestarikan warisan leluhur dalam pengobatan. Bismillah . Nyuwun bagas waras. Kuambil minyak gosok dan urut, uang logam Rp 1000 warna perak-kuning dan Rp 500 warna kuning serta tissue yang berada di wadahnya. Konon, harga kedua uang logam tersebut saat ini mencapai ratusan juta loh... Kuputarkan lagu lagu lawas k

Ora Opo Opo

Senin pagi ini Jakarta tampak mendung. Matahari enggan menampakkan sinarnya. Tak seperti beberapa hari sebelumnya.   Hari ini tanggal 13 Juli 2020 dimulainya tahun ajaran baru bagi anak sekolah di semua jenjang. Semoga saja suasana mendung pagi ini bukan firasat tentang suramnya kualitas pendidikan di saat pandemi Corona yang belum menunjukkan kapan akan berakhir. Allahu A'lam . Saya tetiba teringat  ketika menjadi siswa baru di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Dulu, para murid baru mengawali sekolah di tingkat SMP dan SMA  dengan mengikuti upacara penerimaan siswa baru di hari Senin. Saat itu pula semua siswa saling berkenalan sesama mereka. Setelah mereka saling kenal maka pendidikan wajib yang harus diikuti ialah Penataran P4 (Pedoman penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang dilakukan selama satu minggu. Itu berlaku bagi murid baru tingkat SMP dan SMA. Jaman sekarang  istilah yang tepat menganalogikan hal di atas ialah MOS (Masa Orientas

Sahabat Hening

Kita berkawan lama Tangis pertamaku Memecah sunyimu Waktu entah kapan berakhir Umur kita makin menua Kerut kulitku tergambar nyata Namun,... Heningmu tetap nyaman untukku Wahai malam,... Aku tetap bersahabat denganmu Aku tetap merindukan sunyimu Bersabar bersamamu Berharta pikiranku (***)