Skip to main content

Posts

Semut

Kebesaran jiwamu mengungguli kecilnya ragamu Kesucian hatimu mencerahkan hitam kulitmu Kebersamaanmu menutupi lemahnya dirimu Kepasrahanmu mencukupi kebutuhanmu Kesabaranmu menciptakan keteraturan sesamamu Ketaatanmu sungguh mengesankan nan tiada banding Sulaiman pun tersenyum Menatap kaummu bergegas menuju kegelapan tempatmu singgah (***)

Sahabat Hening

Kita berkawan lama Tangis pertamaku Memecah sunyimu Waktu entah kapan berakhir Umur kita makin menua Kerut kulitku tergambar nyata Namun,... Heningmu tetap nyaman untukku Wahai malam,... Aku tetap bersahabat denganmu Aku tetap merindukan sunyimu Bersabar bersamamu Berharta pikiranku (***)

Lebah

Waspada Kala engkau mengangkasa Tampak oleh netra Insan kerap keliru menafsir  Hadirmu sebagai ancaman Bukan Bukan Engkau bukan ancaman Engkau tak memulai menyakiti Engkau pemberani kala tersakiti Engkau ksatria kecil bersayap Ku diam terpaku menatapmu Tak bergerak Tak bersuara Bagiku engkau istimewa Kemuliaanmu mengesankan Engkau memakan yang terbaik Engkau mengeluarkan yang terbaik Tuhan memuliakan dirimu Namamu terukir dalam KitabNya (***)

Kecewa

Merindu Ceria, Bertemu Nestapa Merajut Kasih, Berurai Benci Bermimpi Bahagia, Bersua Sungkawa Berharap Hujan, Bermandi Peluh Berhasrat Tuntas, Berbuah Utas Tak Berbatas Berteman Cinta, Berbekas Luka (***)

Pernyataan Mantan Panglima TNI Tentang Kebangkitan PKI

Pernyataan Gatot Nurmantyo tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan pernyataan serius. Saya sangat meyakini pernyataan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut. Pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut diucapkan ketika ia masih aktif sebagai Panglima TNI. Meski telah pensiun dari kedinasan, Gatot masih konsisten dengan pernyataan bangkitnya PKI di Indonesia. Ketika Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI tentu ia memiliki landasan pernyataan tentang kebangkitan PKI. Saya sangat yakin, Gatot Nurmantyo mendapat informasi kebangkitan PKI salah satunya melalui BAIS (Badan Intelijen Strategis), suatu badan intelijen di TNI. Sebuah paham tak akan pernah hilang. Termasuk, paham komunisme. Ia masih tetap ada sampai detik ini hanya menyaru dalam suatu wadah yang memungkinkan paham komunisme tetap berkembang. Dan, cara paling tepat mengidentifikasi paham komunisme ialah praktik intelijen terkoordinasi. Keyakinan saya tentang kebangkitan PKI semakin bertambah ketik

Duduk Antara Dua Kursi dalam Penanganan Corona di Indonesia

Hingga detik ini, saya tidak mampu memahami efektivitas penanganan Corona di Indonesia. Angka kematian akibat Corona semakin bertambah seiring bergantinya hari. Demikian pula sejumlah kasus baru Corona selalu muncul setiap hari. Sehingga,  berakhirnya penyebaran Corona di Indonesia sulit diprediksi. Saya semakin yakin kondisi tersebut akibat kebijakan duduk antara dua kursi . Pemerintah di satu sisi ingin menghentikan penyebaran Corona, tetapi di sisi lain pemerintah hendak menyelamatkan aspek ekonomi. Pemerintah  over confident  mampu menuntaskan penyebaran Corona dan mempertahankan kelangsungan ekonomi secara bersamaan.  Saya tidak yakin pemerintah sanggup menangani keduanya dalam satu waktu. Meski Corona dan ekonomi merupakan dua hal penting, pemerintah tetap harus memiliki prioritas.  Semestinya, penanganan Corona menjadi prioritas bagi pemerintah daripada penanganan permasalahan ekonomi saat ini. Berikut merupakan sejumlah alasan penanganan Corona harus menjadi prioritas daripada

Hikmah

Satu faedah ilmu bermanfaat (ilman nafiaan) pada setiap muslim ialah lisannya selalu berucap kalimat berisi hikmah.  Tulisan tentang hikmah ini saya buat ketika saya teringat nasehat seorang ulama salaf, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Suatu hari beliau ditanya seorang muridnya. "Wahai Syaikh, manakah yang lebih utama antara Istighfar dan Hamdalah ?" Syaikhul Islam tidak lantas memilih salah satu diantara keduanya. Karena, beliau sangat faqih sehingga tidak dengan mudah menentukan pilihan tanpa landasan pemahaman. Beliau menjawab pertanyaan muridnya dengan sebuah analogi sangat rasional. "Bila pakaian berlumpur, maka mencucinya dengan sabun menjadi keharusan", Beliau melanjutkan jawabannya, "Namun, bila pakaian bersih, maka memberinya wewangian menjadi kesempurnaan". "Maksudnya bagaimana, wahai Syaikh ?", jawab murid tersebut. Beliau kembali menjawab, "Bila diri bermaksiat, maka Istighfar menjadi penghapus kemaksiatan yang dilakukan k