Skip to main content

Posts

RUU HIP : Kontroversi di Saat Pandemi

#by : b. yudhiarto# Untuk kesekian kali, publik Tanah Air terusik di saat pandemi Corona belum menunjukkan titik akhir. Keterusikan itu tidak hanya dirasakan sedikit golongan tertentu namun keterusikan itu hampir pasti dirasakan seluruh komponen bangsa. Akademisi, purnawirawan, rohaniawan, bahkan rakyat awam pun merasakan ada yang tidak beres dengan hadirnya Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasil (RUU HIP). RUU HIP tersebut sangat dan sangat berpotensi meruntuhkan Pancasila sebagai Dasar Negara.  Potensi runtuhnya Dasar Negara itu ditandai dengan adanya degradasi panca-sila menjadi tri-sila  kemudian mengkristal menjadi eka-sila yang dijiwai semangat gotong royong. Semua elemen bangsa ini telah sepakat bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara ialah suatu hal sangat haram untuk diubah.  Pancasila merupakan wujud konsensus bersama semua golongan untuk menyatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan beragam latar belakang yang dimiliki.  Mengubah Pancasila sama artin

Khatam aL Qur'an Setiap 30 Hari

#by : b. yudhiarto# Al Qur'an ialah Kalamullah. Al Qur'an merupakan wahyu yang diTurunkan kepada Rasullulah. Pada zaman Rasullullah masih hidup, al-Qur'an ditulis pada media sederhana yaitu pelepah kurma dan kulit binatang. Sampai dengan akhir kekhalifahan 'Umar bin Khatthab, al Qur'an belum dibukukan dalam satu kesatuan. Pada masa kekhalifahan 'Utsman bin 'Affan, usaha mengumpulkan tulisan al-Qur'an yang terpisah-pisah mulai dilakukan.  Al Qur'an yang tersusun dalam satu kitab tersebut kini dikenal dengan sebutan Mushaf   &Utsmani. Saya sehari-hari bertilawah menggunakan al Qur'an Qat Beirut. Mushaf tersebut terdiri dari 604 halaman. Cara mengkhatamkan Mushaf Qur'an Beirut ialah : 1. Membagi jumlah halaman dengan jumlah hari dalam sebulan (Masehi). Mushaf berisi 604 halaman                kita bagi dengan 30 hari, maka          diperoleh hasil 20,13                            halaman/hari.  Kita jadikan sebagai target pertama sebanyak

Adakah Tweet Berkualitas ?

#by : b. yudhiarto# Menarik menyaksikan beberapa hari lalu ada kesalah-pahaman kecil di jagad Twitter. Akar masalahnya sederhana : keengganan untuk mem- follow balik (follback). Tidak menjadi masalah bila keengganan itu dilanjutkan. Buktinya, dia memiliki follower lebih dari 100.000 tetapi following nya kurang dari 100 dan tak ada seorangpun keberatan terhadap ketidakseimbangan rasio follower terhadap following serta tak ada aksi protes atau demonstrasi besar-besaran netizen Twitter menuntut keseimbangan rasio yang dimiliki. Yang memantik perdebatan ialah adanya persyaratan yang diperlukan untuk di- follow back yakni : tweet berkualitas dari inisiator followback . Adanya persyaratan tersebut menunjukkan ada pihak yang lebih pintar daripada yang lain dan ada pihak yang lebih rendah daripada yang lain. Mendefinisikan tweet berkualitas ialah hal yang sangat subjektif karena beragamnya standard kualitas dan pedoman teknis yang dari setiap pemilik akun Twitter. Twitter juga tidak m

"Nggak Masuk Akal !!!"

#by : b. yudhiarto# Saya yakin kita sering mendengar jawaban "Nggak Masuk Akal !!!" dari seseorang kepada lawan bicaranya atau bahkan kita sendiri pernah menjawab dengan jawaban tersebut kepada seseorang sebagai respon dalam berkomunikasi. Banyak penyebab frase pendek "Nggak Masuk Akal !!!" terucap. Cara berpikir manusia yang beragam dan kompleks  menghasilkan berbagai tanggapan selama berlangsungnya proses komunikasi. Karakter individu sangat variatif : frekuensi bicara, berpemikiran konstruktif, berpemikiran sederhana dan sebagainya bahkan ada pula yang berpemikiran seorang oppurtunis. Beragam karakter tersebut tentu membuat sedikit sendatan dalam proses komunikasi.  Seseorang yang berpemikiran visioner, edukatif, solutif, dengan latar belakang tinggi  kerap mendapat jawaban "Nggak Masuk Akal !!!" bila berkomunukasi dengan seseorang berpemikiran sederhana, pragmatis, dan berlatar belakang pendidikan sekedarnya. Hal serupa bisa terjadi sebaliknya. "N

Kemiskinan atau Kebodohan : Mana yang Lebih Dulu ?

#by : b. yudhiarto# Sulit atau mudah menjawab judul di atas ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemiskinan ialah suatu keadaan tanpa memiliki banyak harta dan keadaan yang selalu berada dalam kekurangan. Sedangkan  kebodohan ialah keadaan yang sulit untuk mengerti suatu hal.  Kemiskinan dan kebodohan bertemu pada satu titik yang sama pada sebuah lingkaran. Sehingga menentukan mana yang lebih dahulu ada diantara keduanya menjadi sebuah hal yang menarik untuk dipahami. Menentukan pilihan mana yang lebih dulu ada antara kemiskinan atau kebodohan bisa menjadi hal mudah bila pilihan ditentukan tanpa didasari pemikiran, namun bisa menjadi hal yang bermakna bila pilihan didasarkan pada objektivitas berbasis data sehingga memunculkan rasionalitas dan bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Ada dua pendekatan dalam menentukan awal eksistensi kemiskinan dan kebodohan yakni : pendekatan akademis dan pendekatan religius. Pertama . Metode yang digunakan dalam pendekatan akademis ialah dengan

TINJAUAN UMUM MENYIKAPI PERMASALAHAN

#by : b. yudhiarto# Telah diketahui dan sulit dinegasikan bahwa manusia ialah makhluk sosial yang membutuhkan sesamanya dalam keseharian. Kebutuhan terhadap sesamanya melahirkan bentuk interaksi sosial yang beragam bentuknya. Keberagaman bentuk tersebut seringkali membuahkan permasalahan. Permasalahan yang ditimbulkan dalam interaksi salah satunya dilatarbelakangi oleh kemampuan berpikir dan bersikap yang tidak seragam antar individu. Begitu kompleksnya permasalahan sehingga sangat sulit melokalisasi suatu masalah. Ini terjadi karena suatu masalah biasanya ada keterkaitan dengan masalah yang lainnya. Terdapat dua bentuk masalah berdasarkan ukuran permasalahan yang ada : kecil dan besar. Bentuk masalah kecil dapat berupa masalah yang hanya melibatkan diri pribadi dan keluarga sedangkan bentuk masalah besar dapat berupa masalah kompleks yang menyangkut masyarakat dan negara. Sejatinya permasalahan yang timbul lebih disebabkan adanya perbedaan sudut pandang dan bukan berdasarkan kebe

Siapakah Ahlussunnah wal Jama'ah ?

Siapakah Ahlussunah wal Jama’ah ? #by : b. Yudhiarto# Nama Ahlussunnah wal Jama’ah begitu indah untuk semua umat Islam.  Keindahan nama tersebut membuat setiap muslim ingin selalu terikat didalamnya. Ahlussunnah wal Jama’ah bukanlah milik sedikit orang, milik kelompok/ organisasi tertentu juga bukan klaim pengakuan dari seseorang. Siapakah Ahlussunnah wal Jama’ah yang sesungguhnya ? Memahami makna dari Ahlussunnah wal Jama’ah haruslah dikembalikan sebagaimana nama tersebut terbentuk pada mulanya. Hal keliru bila memahami arti Ahlussunah wal Jama’ah hanya berdasarkan konsep kekinian (muta’akhir). Kata ‘ahlu’ secara terminologi bermakana sebagai ‘pengikut ; penerus’.  Hal ini cukup mudah dipahami karena konsepnya sangat sederhana. Kata “sunnah” secara terminologi bermakna segala perbuatan Zhahir dan perbuatan Bathin yang dilakukan Rasulullah shalallahu alaihi was sallam yang mencakup keyakinan (aqidah), ucapan, tindakan, perintah, larangan, bahkan sikap diam beliau. "Sunnah" b