Skip to main content

Posts

Berharap Pujian Berbuah Hujatan

Satu lagi netizen Twitter menjadi korban dari tweet yang dia tulis. Akun @GusN**** namanya. Kultwit sarat unsur subjektif dan tendensius dengan maksud menyudutkan pihak tertentu disertai narasi narsistik dan provokatif menjadi penyebab hal itu terjadi.  Awalnya tweet yang ia tulis menarik simpati banyak netizen. Nama yang religius, foto ava berpeci dan latar belakang pendidikan keagamaan seolah menjadi jaminan akan tweet yang ia kemukakan. Penuh kebanggaan terhadap tempat menimba ilmu tersirat dalam setiap kalimatnya. Singkatnya, tempat ia menimba ilmu agama ialah tempat terbaik dibandingkan lembaga ilmu agama yang lain. Dengan kebanggan berlebihan tersebut, jatuhlah ia ke dalam perbuatan yang tidak semestinya yakni : memberikan tuduhan " wahhabi" bagi individu/jama'ah yang bukan berasal dari tempatnya menimba ilmu. Itu sangat nyata terlihat.  Semakin banyak tweet yang dia tulis, semakin tampak jelas subjektivitas dan tujuannya. Pada tahap akhir tweet yang ditulis

Block Akun Twitter Pengguna Lain

Pekan lalu muncul ketidaksepahaman dari sebuah akun di Twitter tentang "Tweet Berkualitas" sehingga terjadilah aksi block terhadap sejumlah besar akun Twitter Pekan ini muncul kembali ketidaksepahaman dari sebuah akun di Twitter. Masalah saat ini ialah aksi " block " terhadap sejumlah besar akun Twitter lain akibat comment terhadap tweet . Melakukan block ialah hak setiap pemilik akun Twitter. Pada bagian ini tak seorang pun bisa mengintervensi. Namun bila block dilakukan sebagai respon terhadap comment maka akan timbul dua penafsiran : benar dan keliru. Hampir semua pemilik akun Twitter yang waras jiwanya sepakat bahwa block dibenarkan bila tweet berisi hal-hal yang merendahkan harkat manusia, melecehkan/menyerang pribadi, provokatif dan pelbagai hal yang mengarah kepada konfrontasi. Namun aksi block terhadap comment bisa dikatakan keliru bila comment yang masuk imbas dari tweet yang sifatnya "mengada-ada" dan diakhiri dengan kalimat retorik. 

Optimalisasi Informasi

Saat ini kemajuan di bidang teknologi informasi sangatlah pesat. Kemutakhiran perangkat penunjang teknologi informasi (gadget) memiliki durabilitas yang relatif singkat bila dibandingkan dengan cepatnya perkembangan tersebut. Semakin cepatnya transformasi perangkat teknologi informasi (gadget) semakin cepat pula arus informasi mengalir.  Berkaca pada hal tersebut, kemudahan dalam mendapatkan informasi setiap waktu bukan lagi hal luar biasa bila dibandingkan beberapa tahun ke belakang.  Namun demikian, informasi yang sangat mudah diperoleh terasa sia sia bila tidak ditindaklanjuti menjadi hal produktif yang bernilai. Informasi tetaplah menjadi sebuah potensi bila tak termanfaatkan untuk tujuan spesifik. Namun,  informasi bisa beralih rupa menjadi data manakala dihadapkan kepada tujuan konstruktif. Optimalisai informasi dalam judul tulisan ini dimaksudkan untuk membangun beragam hal  konstruktif yang diperoleh berdasarkan informasi yang ada. Kemampuan setiap individu berbeda dalam meng

RUU HIP : Kontroversi di Saat Pandemi

#by : b. yudhiarto# Untuk kesekian kali, publik Tanah Air terusik di saat pandemi Corona belum menunjukkan titik akhir. Keterusikan itu tidak hanya dirasakan sedikit golongan tertentu namun keterusikan itu hampir pasti dirasakan seluruh komponen bangsa. Akademisi, purnawirawan, rohaniawan, bahkan rakyat awam pun merasakan ada yang tidak beres dengan hadirnya Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasil (RUU HIP). RUU HIP tersebut sangat dan sangat berpotensi meruntuhkan Pancasila sebagai Dasar Negara.  Potensi runtuhnya Dasar Negara itu ditandai dengan adanya degradasi panca-sila menjadi tri-sila  kemudian mengkristal menjadi eka-sila yang dijiwai semangat gotong royong. Semua elemen bangsa ini telah sepakat bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara ialah suatu hal sangat haram untuk diubah.  Pancasila merupakan wujud konsensus bersama semua golongan untuk menyatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan beragam latar belakang yang dimiliki.  Mengubah Pancasila sama artin

Khatam aL Qur'an Setiap 30 Hari

#by : b. yudhiarto# Al Qur'an ialah Kalamullah. Al Qur'an merupakan wahyu yang diTurunkan kepada Rasullulah. Pada zaman Rasullullah masih hidup, al-Qur'an ditulis pada media sederhana yaitu pelepah kurma dan kulit binatang. Sampai dengan akhir kekhalifahan 'Umar bin Khatthab, al Qur'an belum dibukukan dalam satu kesatuan. Pada masa kekhalifahan 'Utsman bin 'Affan, usaha mengumpulkan tulisan al-Qur'an yang terpisah-pisah mulai dilakukan.  Al Qur'an yang tersusun dalam satu kitab tersebut kini dikenal dengan sebutan Mushaf   &Utsmani. Saya sehari-hari bertilawah menggunakan al Qur'an Qat Beirut. Mushaf tersebut terdiri dari 604 halaman. Cara mengkhatamkan Mushaf Qur'an Beirut ialah : 1. Membagi jumlah halaman dengan jumlah hari dalam sebulan (Masehi). Mushaf berisi 604 halaman                kita bagi dengan 30 hari, maka          diperoleh hasil 20,13                            halaman/hari.  Kita jadikan sebagai target pertama sebanyak

Adakah Tweet Berkualitas ?

#by : b. yudhiarto# Menarik menyaksikan beberapa hari lalu ada kesalah-pahaman kecil di jagad Twitter. Akar masalahnya sederhana : keengganan untuk mem- follow balik (follback). Tidak menjadi masalah bila keengganan itu dilanjutkan. Buktinya, dia memiliki follower lebih dari 100.000 tetapi following nya kurang dari 100 dan tak ada seorangpun keberatan terhadap ketidakseimbangan rasio follower terhadap following serta tak ada aksi protes atau demonstrasi besar-besaran netizen Twitter menuntut keseimbangan rasio yang dimiliki. Yang memantik perdebatan ialah adanya persyaratan yang diperlukan untuk di- follow back yakni : tweet berkualitas dari inisiator followback . Adanya persyaratan tersebut menunjukkan ada pihak yang lebih pintar daripada yang lain dan ada pihak yang lebih rendah daripada yang lain. Mendefinisikan tweet berkualitas ialah hal yang sangat subjektif karena beragamnya standard kualitas dan pedoman teknis yang dari setiap pemilik akun Twitter. Twitter juga tidak m

"Nggak Masuk Akal !!!"

#by : b. yudhiarto# Saya yakin kita sering mendengar jawaban "Nggak Masuk Akal !!!" dari seseorang kepada lawan bicaranya atau bahkan kita sendiri pernah menjawab dengan jawaban tersebut kepada seseorang sebagai respon dalam berkomunikasi. Banyak penyebab frase pendek "Nggak Masuk Akal !!!" terucap. Cara berpikir manusia yang beragam dan kompleks  menghasilkan berbagai tanggapan selama berlangsungnya proses komunikasi. Karakter individu sangat variatif : frekuensi bicara, berpemikiran konstruktif, berpemikiran sederhana dan sebagainya bahkan ada pula yang berpemikiran seorang oppurtunis. Beragam karakter tersebut tentu membuat sedikit sendatan dalam proses komunikasi.  Seseorang yang berpemikiran visioner, edukatif, solutif, dengan latar belakang tinggi  kerap mendapat jawaban "Nggak Masuk Akal !!!" bila berkomunukasi dengan seseorang berpemikiran sederhana, pragmatis, dan berlatar belakang pendidikan sekedarnya. Hal serupa bisa terjadi sebaliknya. "N