Skip to main content

Posts

Hikmah Perkembangan Kelapa sebagai Pengingat Kematian

Kematian didefinisikan secara ringkas sebagai berpisahnya ruh dari jasad. Berhentinya segala fungsi organ tubuh merupakan akibat dari hal itu. Tulisan singkat ini lebih sebagai analogi sederhana bahwa kematian tidaklah mengenal umur. Bagi masyarakat Jawa, perkembangan buah kelapa memiliki arti filosofis yang membuktikan bahwa kematian tidaklah mengenal usia. Yang lebih tua tidak mesti lebih dulu meninggal dunia daripada yang lebih muda. Kelapa memiliki perkembangan bertahap mulai dari : bluluk , cengkir , degan , dan krambil. Bluluk ialah bentuk buah kelapa yang berukuran sebesar telur ayam. Cengkir ialah bentuk lanjutan dari bluluk yang berukuran sebesar  tangan orang dewasa dan belum memiliki daging buah. Degan ialah buah kelapa muda yang memiliki tekstur kenyal pada daging buah. Banyak orang menikmati degan  dengan cara memakan daging buah dan meminum airnya. Nikmat dan tentu saja segar. Krambil ialah buah kelapa tua yang memiliki tekstur keras pada daging buah. Inilah tahap buah

Wahhabi : Sebuah Tuduhan Keliru

by : b. yudhiarto Membicarakan tentang tuduhan wahhabi memerlukan kesabaran yang dibarengi dengan keilmuan. Bila hanya kesabaran, hal itu tidak mencukupi untuk bisa menghentikan tuduhan wahhabi. Cukuplah dikatakan seseorang itu kurang berilmu bila dengan mudahnya ia mengucapkan kata "wahhabi" ke saudaranya sesama muslim. Mereka yang melontarkan tuduhan wahhabi sebenarnya tidak meyakini secara benar dan memahami secara dalam mengenai apa yang dia ucapkan itu. Umumnya mereka mengatakan bahwa "wahhabi" ialah manhaj (jalan) beragama yang berbeda dengan yang selama ini dia yakini dan lakukan. Dalam konteks ke-indonesia-an, "wahhabi" seringkali identik dengan manhaj yang berbeda dengan mayoritas umat Islam di nusantara. Tuduhan "wahhabi" kerap dialamatkan kepada ustadz yang berguru ke Arab Saudi dan para pengikutnya. Ustadz yang dituduh sebagai ustadz "wahhabi" lazimnya berdakwah dengan ciri : menegakkan tauhid & menghapus kesyirikan, m

Berharap Pujian Berbuah Hujatan

Satu lagi netizen Twitter menjadi korban dari tweet yang dia tulis. Akun @GusN**** namanya. Kultwit sarat unsur subjektif dan tendensius dengan maksud menyudutkan pihak tertentu disertai narasi narsistik dan provokatif menjadi penyebab hal itu terjadi.  Awalnya tweet yang ia tulis menarik simpati banyak netizen. Nama yang religius, foto ava berpeci dan latar belakang pendidikan keagamaan seolah menjadi jaminan akan tweet yang ia kemukakan. Penuh kebanggaan terhadap tempat menimba ilmu tersirat dalam setiap kalimatnya. Singkatnya, tempat ia menimba ilmu agama ialah tempat terbaik dibandingkan lembaga ilmu agama yang lain. Dengan kebanggan berlebihan tersebut, jatuhlah ia ke dalam perbuatan yang tidak semestinya yakni : memberikan tuduhan " wahhabi" bagi individu/jama'ah yang bukan berasal dari tempatnya menimba ilmu. Itu sangat nyata terlihat.  Semakin banyak tweet yang dia tulis, semakin tampak jelas subjektivitas dan tujuannya. Pada tahap akhir tweet yang ditulis

Block Akun Twitter Pengguna Lain

Pekan lalu muncul ketidaksepahaman dari sebuah akun di Twitter tentang "Tweet Berkualitas" sehingga terjadilah aksi block terhadap sejumlah besar akun Twitter Pekan ini muncul kembali ketidaksepahaman dari sebuah akun di Twitter. Masalah saat ini ialah aksi " block " terhadap sejumlah besar akun Twitter lain akibat comment terhadap tweet . Melakukan block ialah hak setiap pemilik akun Twitter. Pada bagian ini tak seorang pun bisa mengintervensi. Namun bila block dilakukan sebagai respon terhadap comment maka akan timbul dua penafsiran : benar dan keliru. Hampir semua pemilik akun Twitter yang waras jiwanya sepakat bahwa block dibenarkan bila tweet berisi hal-hal yang merendahkan harkat manusia, melecehkan/menyerang pribadi, provokatif dan pelbagai hal yang mengarah kepada konfrontasi. Namun aksi block terhadap comment bisa dikatakan keliru bila comment yang masuk imbas dari tweet yang sifatnya "mengada-ada" dan diakhiri dengan kalimat retorik. 

Optimalisasi Informasi

Saat ini kemajuan di bidang teknologi informasi sangatlah pesat. Kemutakhiran perangkat penunjang teknologi informasi (gadget) memiliki durabilitas yang relatif singkat bila dibandingkan dengan cepatnya perkembangan tersebut. Semakin cepatnya transformasi perangkat teknologi informasi (gadget) semakin cepat pula arus informasi mengalir.  Berkaca pada hal tersebut, kemudahan dalam mendapatkan informasi setiap waktu bukan lagi hal luar biasa bila dibandingkan beberapa tahun ke belakang.  Namun demikian, informasi yang sangat mudah diperoleh terasa sia sia bila tidak ditindaklanjuti menjadi hal produktif yang bernilai. Informasi tetaplah menjadi sebuah potensi bila tak termanfaatkan untuk tujuan spesifik. Namun,  informasi bisa beralih rupa menjadi data manakala dihadapkan kepada tujuan konstruktif. Optimalisai informasi dalam judul tulisan ini dimaksudkan untuk membangun beragam hal  konstruktif yang diperoleh berdasarkan informasi yang ada. Kemampuan setiap individu berbeda dalam meng

RUU HIP : Kontroversi di Saat Pandemi

#by : b. yudhiarto# Untuk kesekian kali, publik Tanah Air terusik di saat pandemi Corona belum menunjukkan titik akhir. Keterusikan itu tidak hanya dirasakan sedikit golongan tertentu namun keterusikan itu hampir pasti dirasakan seluruh komponen bangsa. Akademisi, purnawirawan, rohaniawan, bahkan rakyat awam pun merasakan ada yang tidak beres dengan hadirnya Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasil (RUU HIP). RUU HIP tersebut sangat dan sangat berpotensi meruntuhkan Pancasila sebagai Dasar Negara.  Potensi runtuhnya Dasar Negara itu ditandai dengan adanya degradasi panca-sila menjadi tri-sila  kemudian mengkristal menjadi eka-sila yang dijiwai semangat gotong royong. Semua elemen bangsa ini telah sepakat bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara ialah suatu hal sangat haram untuk diubah.  Pancasila merupakan wujud konsensus bersama semua golongan untuk menyatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan beragam latar belakang yang dimiliki.  Mengubah Pancasila sama artin

Khatam aL Qur'an Setiap 30 Hari

#by : b. yudhiarto# Al Qur'an ialah Kalamullah. Al Qur'an merupakan wahyu yang diTurunkan kepada Rasullulah. Pada zaman Rasullullah masih hidup, al-Qur'an ditulis pada media sederhana yaitu pelepah kurma dan kulit binatang. Sampai dengan akhir kekhalifahan 'Umar bin Khatthab, al Qur'an belum dibukukan dalam satu kesatuan. Pada masa kekhalifahan 'Utsman bin 'Affan, usaha mengumpulkan tulisan al-Qur'an yang terpisah-pisah mulai dilakukan.  Al Qur'an yang tersusun dalam satu kitab tersebut kini dikenal dengan sebutan Mushaf   &Utsmani. Saya sehari-hari bertilawah menggunakan al Qur'an Qat Beirut. Mushaf tersebut terdiri dari 604 halaman. Cara mengkhatamkan Mushaf Qur'an Beirut ialah : 1. Membagi jumlah halaman dengan jumlah hari dalam sebulan (Masehi). Mushaf berisi 604 halaman                kita bagi dengan 30 hari, maka          diperoleh hasil 20,13                            halaman/hari.  Kita jadikan sebagai target pertama sebanyak