Skip to main content

Posts

Pak Ogah

"Tau kah engkau ?" "Ndak ." "Apa coba ?" "Apa ?" "Ternyata Pak Ogah ada tiga tipe." "Yang bener ?" Simak.... Kita pasti sudah paham tentang nama Pak Ogah. Pak Ogah ialah nama panggilan. Nama aslinya hingga kini tidak ada yang mengetahuinya. Sejak awal era TVRI (Televisi Republik Indonesia) hingga era multimedia kompleks saat ini nama Pak Ogah tetap awet.  Lestari.  Langgeng. Meski Pak Ogah tidak berubah nama namun pekerjaannya berubah. Menurut jenis pekerjaannya, Pak Ogah bisa dikelompokkan menjadi tiga tipe. Tipe 1. Pak Ogah tipe 1 ini ialah The Real Pak Ogah. Karakter yang hadir di film serial anak Si Unyil ini digambarkan sebagai seorang pengangguran berkepala pelontos dan kerap meminta uang Rp 100 kepada Unyil, Usrok, Ableh dan anak anak kecil lain yang lewat di depan pos ronda tempat dia mangkal . "Cepek dulu dong....!!!" ialah ucapan yang menjadi ciri khasnya. Meski berperan sebagai pengangguran namun karakte

NdLosor.

Saatnya ke Surabaya.... Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, selalu menarik untuk menjadi sumber berita.  Prestasi, emosi dan sensasi melekat di figur salah satu wanita tangguh ini. Kesekian kali ia menjadi sumber berita di awal pekan ini. Banyak media onLine yang saya baca menyebutkan ia melakukan sujud di depan seorang dokter karena ia merasa bersalah. Saya baca liputan berita tentang hal itu. Satu per satu kalimat saya cermati agar tak salah memahami maksud berita itu. Tak cukup hanya saya membaca beritanya saja, saya lihat di YouTube akan kebenaran berita sujudnya walikota tersebut di hadapan seseorang.  Ya.!!!! Akhirnya saya mendapat potongan video tentang hal itu. Awalnya biasa saja dan tidak ada yang aneh melihat video itu.  Lalu hal dramatis terjadi.  Ia ndlosor   ke permukaan tanah.  Ternyata bukan sujud seperti yang saya baca dari media onLine . Setelah membaca berita dan melihat video Tri Rismaharini, saya akhirnya nulis tulisan pendek ini. Saya hanya fokus kepada ndlosor 

Kesenian Jalanan

Barongsai. Ondel-ondel. Dua kesenian tersebut selalu saya lihat di perumahan Poris, Kota Tangerang.  Bukan pertunjukan seni sarat nilai  keindahan namun kesenian yang berubah menjadi alat untuk mencari uang.  Ngamen . Begitulah istilah yang tepat. Prihatin ? Tentu. Ngasih uang ? Tidak. Tega banget ? Biarin .  Saya tidak tahu pasti sejak kapan barongsai dan ondel-ondel ngamen di sepanjang Stasiun Poris hingga kompleks perumahan Poris.  Yang pasti kedua pertunjukan jalanan itu masih ada sampai tulisan ini dibuat.  Setiap hari.  Saat sore hingga malam.  Maklum saja di lokasi tersebut banyak berjejer pertokoan, pasar dan permukiman. Mereka beraksi tidak sendiri tetapi bersama sama membentuk kelompok. Tampaknya dua kesenian jalanan itu dilakukan secara terorganisir. Saya tidak merasa terganggu oleh kehadiran barongsai dan ondel-ondel tiap sore hari karena hadirnya mereka tidak langsung mengganggu privasi saya.  Mereka juga tidak memaksa untuk memberi uang atas atraksi yang telah mereka

Teh yang Nikmat

Tempo hari saya menikmati kopi hitam untuk mengusir dingin pagi hari di Jakarta. Kali ini saya mau bicara ringan tentang teh. Yups ..!!! Tanaman teh dikenal dengan nama ilmiah Camellia sinensis banyak ditanam di dataran tinggi di Indonesia. Setidaknya beberapa daerah dikenal sebagai penghasil teh yakni Bogor, Subang, Pangalengan, Slawi dan Malang. Teh pada umumnya memiliki tiga jenis : teh hitam, teh hijau dan teh putih. Penggolongan tingkat kepekatan teh ini terkait dengan proses fermentasi selama masa produksi. Fermentasi pada teh dilakukan untuk mendapatkan karakteristik berupa warna seduhan, aroma dan warna ampas seduhan. Semakin pekat warna teh semakin menunjukkan adanya proses fermentasi yang lama. Tingkat kepekatan pada teh juga berbanding terbalik dengan harga di pasaran. Semakin berkurang kepekatan warna  teh semakin mahal harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya. Teh putih ialah teh dengan harga di atas rata-rata harga pasar. Secara umum masyarakat Indonesia mengkonsum

Cuanki

Beberapa hari ke belakang timbul keresahan di masyarakat. Keresahan itu karena beredarnya  video yang memperlihatkan seorang pedagang cuanki   meludahi mangkuk kosong sebelum melayani pembeli.  Marah terhadap hal itu ialah hal yang bisa diterima.  Dilihat dari sisi etika, hal tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh siapapun.  Dari semua sisi kehidupan, melihat kelakuan pedagang itu hampir semua manusia  berakal akan mengatakan hal itu suatu kekeliruan fatal.  Hanya kelakuan seorang pedagang curang, semua penjual bakso cuanki kini merasakan imbasnya. Bisa dipastikan masyarakat akan  berhitung beberapa kali untuk membeli bakso cuanki setelah kejadian memalukan ini. Ada rasa sedih dan marah dalam diri saya melihat viralnya video kecurangan penjual cuanki tersebut. Sangat dimungkinkan banyak pembeli  menjadi korban perilaku tak beradab ini. Kesedihan akan hal ini tidak hanya saya rasakan dari sisi pembeli, namun juga rekan rekan sesama penjual cuanki .  Banyaknya pesaing penjual mak

Kopi

Jakarta pagi ini terasa sangat dingin. Tanggal 17 Juni 2020 sekitar pukul 5:40 BBWI. Menuangkan air ke dalam ketel lalu menyalakan kompor menjadi langkah awal mengusir rasa dingin yang menyergap. Sekitar lima menit saya panaskan air dalam ketel. Mendidih air. Saya yakin titik didihnya 100° C meski sampai kini saya tak pernah mengukurnya langsung. Itu pelajaran sekolah yang dulu kita dapat. Kuambil cangkir kecil lalu kutaruh gula sebanyak tiga sendok teh dan kopi bubuk sebanyak dua sendok teh. Rasio 3:2 kerap saya gunakan dalam membuat secangkir kopi hangat yang nikmat. Sambil menunggu kopi siap disruput, saya menulis blog hampa konten ini. Asal tulis dan mengalir saja. Beberapa alasan logis-rasional dapat ditemukan sebagai alasan mengapa banyak orang menyukai kopi. Satu . Bagi sebagian orang, minum kopi bisa menghasilkan ide ide kreatif.  Ini kerap terucap bagi mereka yang pekerjaannya terkait dalam produktivitas gagasan saat mereka  terjebak dalam kondisi kelelahan  menghasilkan gagas

Soto Tak Lagi Nikmat

Siapa tidak pernah makan soto ? Ya. Jenis kuliner ini hampir semua pernah merasakannya. Nikmat dengan limpahan bumbu alami yang menggugah selera. Soto lazimnya dinikmati bersama perkedel kentang , tempe goreng , sate ayam , sate usus maupun telur puyuh namun kurang begitu nikmat bila soto dinikamti bersama kerupuk. Sulit menolak bila ada tawaran soto diberikan dari seseorang. Sangat banyak varian soto di Nusantara misalnya : soto Betawi , soto Bogor , soto Kudus , soto Lamongan , soto Madura , soto Semarang dan coto Makassar . Jenis soto tak hanya terikat dengan asal daerah namun juga cara penyajian yang berlainan. Soto dari suatu daerah bisa kental dengan aroma daging sapi sementara soto dari daerah lain sangat berlimpah aroma ayam.  Ada pula soto yang banyak mengandung bihun di dalamnya namun ada juga soto yang sarat mi kuning dan telor di dalamnya.  Ada yang mengandung tomat dan kubis namun tidak ada untuk jenis soto yang lain.  Soto dengan kandungan santan secara umum lebih gur