Skip to main content

Posts

Ketertinggalan Pembelajaran

Tampaknya semua pihak harus memulai bersikap realistis terhadap kondisi pendidikan di Indonesia selama pandemi Corona. Kenapa demikian ? Terdapat dilema dalam memilih satu dari dua metode pembelajaran yaitu pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online . Pembelajaran tatap muka ialah  pembelajaran ideal. Semua pihak sepakat akan hal tersebut. Tetapi, pembelajaran tatap muka  tidak mungkin  dilakukan saat ini. Selama pandemi Corona belum usai, maka pembelajaran tatap muka sangat rentan menimbulkan cluster   penyebaran Corona.  Sementara itu, metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online bukanlah metode pembelajaran ideal tetapi harus dipilih dan dilaksanakan demi mencegah penyebaran Corona. Di sisi lain, pembelajaran secara online  sangat jauh dari efektivitas  transfer of knowledge.   Harus diakui, pendidikan di Indonesia tidak dipersiapkan untuk menghadapi situasi darurat seperti sekarang. Sehingga, pembelajaran jarak jauh secara online justru menciptakan ketidakefektivan pr

China ialah Ancaman !!!!

Lembaga Survei Media Nasional (median) kembali menyelenggarakan survei tanggal 16-21 Agustus 2020. Salah satu pertanyaan diajukan ialah negara yang menjadi ancaman bagi Republik Indonesia. Hasilnya survei tersebut menempatkan lima negara berpotensi menjadi ancaman Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelima negara dan hasil suvei sebagai berikut : China (31,5 %) Amerika Serikat (10,8 %) Malaysia (4,3 %) Israel (3,9 %) Myanmar (3,0 %) Hasil survei tersebut membuktikan keresahan rakyat saat ini terhadap satu negara : China !! Keresahan rakyat terhadap China terbagi menjadi tiga sebab, yaitu : Tenaga kerja China (19,2 %) Issue Laut China Selatan (6,8 %) Ancaman Kedaulatan NKRI (6,8 %). China akan memiliki persentase hasil survei lebih tinggi bila diajukan satu pertanyaan : KOMUNISME.  Kenapa demikian ? Ada dua sebab komunisme tidak bisa tumbuh di Indonesia. Satu . Komunisme ialah musuh setiap umat beragama. Hal tersebut secara nyata bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sangat sul

Mundur !!!

Terus terang saya merasa jengah dengan apa yang terjadi di Pertamina. Kerugian lebih dari Rp 11 Triliun seolah menjadi hal ringan. Hingga saat ini tak seorangpun berani secara terbuka bertanggung jawab atas kondisi memprihatinkan tersebut. Potensi kerugian Pertamina semakin besar hingga akhir tahun terkait potensi resesi ekonomi di Indonesia. Masuknya figur kontroversial, Ahok, menjadikan struktur organisasi kerja Pertamina mengalami tumpang tindih. Ia sebagai Komisaris Utama namun kerap bertindak seolah Direktur Utama. Sebagai komisarus utama, Ahok sangat menonjol perannya daripada direktur utama, Nicke Widyawati. Sejumlah statement bombastis sempat ia kemukakan ke publik di awal menempati posisi barunya itu. Ia sangat yakin bahwa Pertamina tetap untung meski hanya merem. Karena perannya begitu mencolok dan karakter kontroversialnya, publik mengalamatkan kerugian Pertamina sebagai ketidakmampuan Ahok menjalankan peran Komisaris Utama Pertamina. Ahok menuding bahwa direksi tidak m

Pertamina Merugi, Kok Bisa ?

Kita tidak happy dengan kondisi keuangan yang saat ini dihadapi Pertamina. Pertamina selaku aset nasional mengalami kerugian sebesar Rp 11,327 Triliun. Nilai kerugian terburuk sepanjang berdirinya Pertamina. Saya mencoba objektif untuk tidak mengaitkan kerugian ini dengan beberapa individu kontroversial di Pertamina. Minggu pertama Januari 2020, Pertamina melakukan penurunan harga BBM. Keputusan itu merupakan tindak lanjut dari keputusan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 187K/10MEM/2019. Keputusan itu berlaku mulai tanggal 5 Januari 2020 pukul 00:00. Keputusan Menteri ESDM  tersebut menyebabkan berkurangnya keuntungan bagi Pertamina karena terjadi disparitas harga. Saat itu harga beli lebih tinggi daripada harga jual.  Sejak saat itu hingga munculnya pandemi Corona di awal Maret 2020, tidak terjadi kenaikan harga BBM. Tetapi, pandemi Corona yang datang sejak Maret 2020 telah menyebabkan penurunan dalam tingkat konsumsi. Pertamina membagi tiga segmen pengg

Presiden Giring Nidji ?🙄

Sebuah harapan harus diapresiasi, terlebih harapan menjadi pemimpin rakyat dalam mencapai kesejahteraan. Namun, apresiasi bukan berarti menihilkan sikap kritis. Paragraf di atas patut ditujukan kepada Giring Ganesha alias Giring Nidji, mantan vokalis band Nidji. Ia kini menjadi politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berniat mencalonkan diri di pemilihan presiden 2024. Saya tidak menertawakan hal itu karena sudah banyak pihak tertawa terpingkal - pingkal menanggapinya. Politikus muda PSI itu saat ini berusia 37 tahun. Artinya, pada tahun 2024 ia akan berumur 42 tahun. Semoga panjang umur. Aamiiiin ... Bila membuka biografi para Presiden Republik Indonesia, kita akan paham berapa usia mereka ketika mulai menjabat presiden.  Sukarno menjabat presiden ketika berusia 44 tahun. Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ketika berumur 45 tahun. Selanjutnya, B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid masing masing menjabat presiden pada usia 62 tahun dan 59 tahun. Sementara itu, Megawati

Ibrah

Ia seorang da'i. Sering disebut sebagai Ustadz Yusuf Mansur. Harus saya katakan bahwa ada keprihatinan mendalam terhadap kondisi Yusuf Mansur saat ini. Ketika ia terbaring lemah di rumah sakit, ia sempatkan memohon doa kepada warganet agar diberi kesembuhan dan diangkat penyakitnya oleh Allah. Sebagai sesama muslim, tentu saya bersedih melihat keadaannya terbaring di rumah sakit. Semoga Allah Menyembuhkan sakitnya. Aamiin... Membaca komentar para warganet, saya merasa lebih sedih. Saat harus mendoakan seorang da'i, justru terjadi pertentangan diantara umat. Sebagian mendoakan kesembuhannya. Sebagian lagi berkomentar negatif. Akibatnya, timbul silang pendapat antar warganet. Saya menghargai warganet yang bersimpati mendoakan dan mendukung Yusuf Mansur agar lekas sembuh. Hal ini merupakan perkara ma'ruf bagi sesama muslim untuk saling mendoakan.  Saya bisa memahami alasan warganet melontarkan berbagai komentar negatif kepadanya saat ini. Meskipun, saya tidak membenarkan

Kebakaran Gedung Korps Adhyaksa

Breaking News semalam menayangkan peristiwa kebakaran  yang terjadi di gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Berita tersebut menjadi kabar mengagetkan, setidaknya bagi saya. Terbesit pertanyaan di benak saya kenapa gedung Kejaksaan Agung yang termasuk objek vital negara bisa terbakar hebat. Bahkan, butuh waktu sekitar 11 jam untuk memadamkannya. Saya berbincang ke sejumlah orang terdekat mengenai peristiwa semalam. Sebagian besar menaruh curiga tentang terbakarnya gedung korps adhyaksa tersebut. Sebagian teman yang saya temui mengatakan bahwa kebakaran gedung Kejaksaan Agung terjadi karena kesengajaan. Kecurigaan tersebut terkait beberapa kasus besar saat ini yang sedang dituntaskan Kejaksaan Agung yakni : kasus skandal Jiwasraya, kasus Djoko Tjandra, sejumlah kasus besar korupsi merugikan Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara, Danareksa Sekuritas serta berbagai kasus besar lainnya. Kebakaran sengaja dilakukan untuk memusnahkan sejumlah besar dokumen yang berkaitan dengan pengusutan